BAB I
PENDAHULUAN
Kepemimpinan
merupakan sebagai salah satu fungsi manajemen yang sangat penting untuk
mencapai tujuan organisasi. Dengan amat berat, seolah-olah kepemimpinan dipaksa
menghadapi berbagai macam faktor seperti: struktur atau tatanan, koalisi,
kekuasaan dan kondisi lingkungan organisasi. Sebaliknya kepemimpinan rasanya
dapat dengan mudah menjadi satu alat penyelesaian yang luar biasa terhadap
persoalan apa saja yang sedang menimpa suatu organisasi. Demikianlah esensi salah
satu pendapat yang diungkapkan oleh Richard H. Hall melalui bukunya yang
berjudul Organizations: Structure and Procces.
Oleh karena peranan
sentral kepemimpinan dalam organisasi tersebut, maka dimensi-dimensi
kepemimpinan yang bersifat kompleks perlu dipahami dan dikaji secara
terkoordinasi, sehingga peranan kepemimpinan dapat dilaksanakan secara efektif.[1]
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Kepemimpinan Pendidikan
Kepemimpinan adalah
suatu kegiatan dalam membimbing suatu kelompok sedemikian rupa sehingga
tercapai tujuan dari kelompok itu yaitu tujuan bersama. Pengertian pendidikan
itu bersifat universal, berlaku dan terdapat pada kepemimpinan di berbagai bidang kegiatan atau hidup manusia.
Pengertian umum
kepemimpinan adalah kemampuan dan kesiapan yang dimiliki seseorang untuk dapat
mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun, menggerakkan, dan kalau perlu
memaksa orang lain agar ia menerima pengaruh itu dan berbuat sesuatu yang dapat
membantu percapaian suatu maksud atau tujuan tertentu.
Kepemimpinan juga
merupakan satu kekuatan penting dalam rangka pengelolaan. Oleh sebab itu kemampuan
memimpin secara efektif merupakan kunci untuk menjadi seorang manajer yang
efektif. Esensi kepemimpinan adalah kepengikutan (followership), kemauan
orang lain atau bawahan untuk mengikuti keinginan pemimpin. Dengan kata lain,
pemimpin tiddak akan terbentuk apabila tidak ada bawahan.[2]
Drs. Mardjiin Syam
yang dalam bukunya kepemimpinan dalam organisasi menyatakan; “Kepemimpinan
adalah keseluruhan tindakan guna mempengaruhi serta menggiatkan orang, dalam
usaha bersama untuk mencapai tujuan, atau definisi yang lebih lengkap dapat
dikatakan bahwa kepemimpinan adalah proses pemberian jalan yang mudah
(fasilitas) dari pada pekerjaan orang lain yang terorganisir dalam organisasi
formal guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.”[3]
B.
Fungsi Kepemimpinan Pendidikan
Fungsi kepemimpinan
pendidikan terbagi atas dua bagian:
1.
Fungsi yang bertalian dengan
tujuan yang hendak dicapai.
2.
Fungsi yang bertalian dengan
penciptaan suasana pekerjaan yang sehat dan menyenangkan sambil memeliharanya.
Fungsi yang bertalian
dengan tujuan yang hendak dicapai antara lain terdiri dari:
1.
Memikirkan atau merumuskan dengan
teliti tujuan kelompok serta menjelaskan supaya anggota-anggota selalu dapat
dalam menyadari dalam bekerja sama mencapai tujuan itu.
2.
Memberi dorongan kepada para
anggota kelompok serta menjelaskan situasi dengan maksud untuk dapat menentukan
rencana-rencana kegiatan kepemimpinan yang dapat memberi harapan baik.
3.
Membantu para anggota kelompok
dalam mengumpulkan keterangan-keterangan yang perlu supaya dapat mengadakan
pertimbangan-pertimbangan yang sehat.
4.
Menggunakan
kesanggupan-kesanggupan dan minat khusus dari anggota kelompok.
5.
Memberi dorongan kepada setiap
anggota untuk melahirkan peranan dan pikiran dan memilih buah pikiran yang baik
dan berguna dalam pemecahan masalah yang dihadapi oleh kelompok.
6.
Memberi kepercayaan dan
menyerahkan tanggung jawab kepada anggota dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan kemampuan masing-masing demi kepentingan bersama.
Fungsi yang bertalian
dengan penciptaan suasana pekerjaan yang sehat antara lain terdiri dari:
1.
Memupuk dan memelihara kesediaan
kerja sama di dalam kelompok demi tercapainya tujuan bersama.
2.
Menanamkan dan memupuk perasaan
pada anggota masing-masing bahwa mereka termasuk bagian dari kelompok.
3.
Mengusahakan suatu tempat
pekerjaan yang menyenangkan baik ruangan, maupun fasilitas.
4.
Mempergunakan kelebihan-kelebihan
yang terdapat pada pemimpin untuk memberikan sumbangan dalam kelompok menuju
pencapaian tuuan bersama.[4]
C.
Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin
Pendidikan
Sebagai pemimpin
pendidikan, kepala sekolah menghadapi tanggung jawab yang berat. Fungsi utama
kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan ialah menciptakan situasi belajar
mengajar sehingga guru-guru dapat mengajar dan murid-murid dapat belajar dengan
baik.
Dalam melaksanakan
fungsi tersebut, kepala sekolah memiliki tanggung jawab ganda yaitu
melaksanakan administrasi sekolah sehingga tercipta situasi belajar mengajar
yang baik, dan melaksanakan supervisi sehingga guru-guru bertambah dalam
menjalankan tugas-tugas pengajaran dan dalam membimbing pertumbuhan
murid-murid. [5]
D.
Fungsi dan Tanggung Jawab Kepala
Sekolah sebagai Administrator
Dalam menjalankan
fungsinya sebagai administrator, kepala sekolah harus mampu menguasai
tugas-tugasnya dan melaksanakan tugasnya dengan baik. Ia bertanggung jawab
terhadap seluruh kegiatan sekolah, mengatur proses belajar mengajar, mengatur
hal-hal yang menyangkut kesiswaan, personalia, sarana dan prasana yang
dibutuhkan dalam pelajaran, ketatausahaan, keuangan serta mengatur hubungan
dengan masyarakat. Selain itu, juga memiliki wewenang untuk menyelenggarakan
seluruh kegiatan pendidikan dalam lingkungan sekolah yang dipimpinnya.
Untuk itu, kepala
sekolah harus kreatif dan mampu memiliki ide-ide dan inisiatif yang menunjang
perkembangan sekolah. Ide kreatifnya dapat digunakan untuk membuat perencanaan,
menyusun organisasi sekolah, memberikan pengarahan, dan mengatur pembagian
kerja serta mengelola kepegawaian yang ada di lingkungan sekolah agar
keseluruhan proses administrasi dalam sekolah yang dipimpinnya dapat berjalan
dengan lancar dan mampu mencapai tujuan yang diharapkan.
1. Membuat perencanaan
Dalam berbagai kegiatan administrasi, membuat perencanaan
mutlak diperlukan. Perencanaan yang perlu dilakukan oleh kepala sekolah,
diantaranya adalah menyusun program tahunan sekolah yang mencakup program
pengajaran, kesiswaan, kepegawaian, keuangan dan penyedian fasilitas-fasilitas
yang diperlukan.
a.
Program pengajaran
Program pengajaran yang harus dilakukan oleh kepala sekolah adalah
penyediaan kebutuhan guru, pembagian tugas mengajar, pengadaan berbagai
fasilitas, diantaranya penambahan laboratorium, lapangan olahraga,
ekstrakurikuler dan sebagainya.
b.
Kesiswaan
Mencakup penerimaan siswa baru, berapa banyak yang akan ditampung,
pengadaan bimbingan dan penyuluhan bagi siswa dengan bekerja sama dengan
lembaga-lembaga bimbingan yang bersangkutan.
c.
Kepegawaian.
Meliputi penerimaan guru-guru baru, memberikan tugas-tugas kepada guru,
petugas administrasi sekolah, petugas kebersihan sekolah. Dengan adanya
pembagian tugas dan wewenang yang tepat, maka kegiatan sekolah akan berjalan
dengan lancar.
d.
Keuangan
Meliputi pengadaan dana bagi keseluruhan administrasi pendidikan,
diantaranya mengatur pemberian gaji bagi seluruh pegawai sekolah, mengajukan
penambahan dana dari pihak pemerintah dan sebagainya.
e.
Sarana dan Prasarana
Mencakup penambahan sarana olahraga, kegiatan ekstrakurikuler,
laboratorium, perbaikan gedung sekolah, pembangunan sarana ibadah, sarana
kegiatan ekstrakurikuler dan sebagainya.
2. Kepala sekolah bertugas menyusun struktur organisasi sekolah
Organisasi memainkan peranan penting dalam fungsi
administrasi karena merupakan tempat pelaksana semua kegiatan administrasi.
Selain itu, dilihat dari fungsinya organisasi juga menetapkan dan menyusun
hubungan kerja seluruh anggota organisasi agar tidak menjadi tumpang tindih
dalam melaksanakan tugasnya masing-masing. Hal ini dilakukan untuk memudahkan
tercapainya tujuan karena seluruh anggota organisasi sekolah dapat mengetahui
dengan jelas tugas-tugas mereka.
Penyusunan organisasi merupakan tanggung jawab kepala
sekolah sebagai administrator pendidikan. Selain menyusun struktur organisasi,
kepala sekolah juga bertugas untuk mendelegasikan tugas-tugas dan wewenang
kepada setiap anggota administrasi sekolah sesuai dengan struktur yang ada.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan organisasi
adalah struktur organisasi disusun secara sederhana, fleksibel, memiliki tujuan
yang jelas, memiliki batasan dan tanggung jawab yang jelas. Selain itu,
pembagian tugasnya pun harus sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh
masing-masing anggota administrasi sekolah.
3. Kepala sekolah sebagai koordinator dalam organisasi sekolah
Pengoordinasian merupakan kegiatan yang menghubungkan
seluruh personal organisasi dengan tugas yang dilakukannya sehingga terjalin
kesatuan, keselarasan sehingga menghasilkan kebijaksanaan dan keputusan yang
tepat.
Pengoordinasian sekolah ini merupakan wewenang dari kepala
sekolah. Untuk itu, kecakapan kepala sekolah mutlak diperlukan. Dalam melakukan
pengoordinasian ini sebaiknya kepala sekolah juga melibatkan pihak lain,
seperti bimbingan konselling, guru yang mengangani pengaturan kurikulum, wali
kelas, petugas tata usaha dan sebagainya. Dengan kata lain, diperlukan kerja
sama dari berbagai bagian dalam organisasi agar pengoordinasian yang dilakukan
dapat menyelesaikan semua hambatan dan halangan yang ada.
4. Kepala sekolah mengatur kepegawaian dalam organisasi sekolah
Berbagai tugas yang berkenaan dengan kepegawaian sepenuhnya
merupakan wewenang dari kepala sekolah. Dia memiliki wewenang untuk mengangkat
pegawai, mempromosikannya, menempatkan atau menerima pegawai baru, baik guru
atau, pegawai tata usaha ataupun pebimbing ekstrakurikuler. Dalam wewenang
tersebut kepala sekolah hendaknya bekerja sama dengan stafnya.
Pengelolaan kepegawaian ini akan berjalan dengan baik bila
kepala sekolah memperhatikan kesinambungan antara pemberian tugas dan kemampuan
pelaksanaanya. Selain itu, kepala sekolah juga harus memperhatikan
kesejahteraan pegawainya dengan menyediakan fasilitas yang mereka butuhkan agar
mereka dapat menjalankan tugas-tugas mereka dengan baik.
Beberapa cara yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah
dalam mengelola pegawainya, diantaranya adalah mengadakan diskusi, memberikan
bantuan dan kesempatan seluas-luasnya kepada para pegawainya untuk meningkatkan
kemampuan mereka dan sebagainya. Selain itu, kepala sekolah juga harus
bijaksana dalam menghadapi para pegawainya, mendengar keluhan-keluhan mereka,
mencari jalan keluar bagi hambatan-hambatan yang dirasakan oleh mereka dalam
melaksanakan tugasnya.[6]
5. Memberikan arahan dan bimbingan
Arahan dan bimbingan merupakan bentuk psikologis yang
sangat diperlukan oleh setiap bawahan/staf dan anggota organisasi dalam rangka
manifestasi keterlibatan mereka pada setiap bentuk kegiatan yang diperlukan.
Arahan dan bimbingan hendaknya diberikan secara teratur, bijkasana, baiak
secara langsung maupun tidak langsung.
Arahan dan bimbingan seyogianya tidak diberikan terlalu
sering supaya sikap kemandirian dan kepercayaan diri dapat berkembang pada
setiap individu, serta tidak terkesan menjemukan. Pada dasarnya pemberian
arahan dan bimbingan itu berorientasi untuk menumbuhkan/membangkitkan semangat
kerja serta mengembangkan dan meluruskan kegiatan-kegiatan yang dilakukan.[7]
Disamping menjalankan
tugas-tugas managerrial, kepala sekolah berperan penting untuk menjalankan
kepemimpinan untuk memajukan pengajaran. Kepala sekolah juga berperan pula
untuk mengembangkan staf sekolah. Ia harus senantiasa bekerja bersama staf
dalam pemecahan masalah maupun pembuatan keputusan melalui hubungan tatap muka
individual dan kelompok. Kepala sekolah bertanggung jawab pula untuk membantu
masyarakat dalam mengekspresikan harapan-harapan mereka terhadap program
sekolah. Dalam organisasi orangtua dan dan guru, kepala sekolah menjadi kunci
yang bertindak sebagai narasumber dan interpreter sekolah.[8]
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
Simpulan
DAFTAR PUSTAKA
Burhanuddin, Yusak. 2005. Administrasi Pendidikan. Bandung:
Pustaka Setia.
Rohani, Ahmad dan Abu Ahmadi. 1991. Pedoman Penyelengaraan
Administrasi Pendidikan di Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
Wahyosumidjo. 2002. Kemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta:
RajaGrafindo Persada.
Soemanto, Wasty dan Hendiyat Soetopo. 1982. Kepemimpinan dalam
Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.
Syam, Mardjiin 1996. Kepemimpinan dalam Organisasi. Surabaya:
Yayasan Pendidikan Practice.
Soemanto, Wasty dan Hendiyat Soetopo, Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan,
Jakarta: Bina Aksara.
[1] Wahyosumidjo, Kemimpinan Kepala Sekolah, RajaGrafindo Persada,
Jakarta, 2002, hlm. 15-16
[2] Ibid., hlm. 104
[3] Drs. Mardjiin Syam, Kepemimpinan dalam Organisasi, Yayasan
Pendidikan Practice, Surabaya, 1996, hlm.11
[4] Drs. Wasty Soemanto dan Drs. Hendiyat Soetopo, Kepemimpinan dan
Supervisi Pendidikan, Bina Aksara, Jakarta, hlm. 4-6
[5] Ibid., hlm. 19
[6] Drs. Yusak Burhanuddin, Administrasi Pendidikan, Pustaka Setia,
Bandung, 2005, hlm 120-125
[7] Drs. Ahmad Rohani dan Drs. H. Abu Ahmadi, Pedoman Penyelengaraan
Administrasi Pendidikan di Sekolah, Bumi Aksara, Jakarta, 1991, hlm. 35-36
[8] Drs. Wasty Soemanto dan Drs. Hendiyat Soetopo, Kepemimpinan dalam Pendidikan,
Usaha Nasional, Surabaya, 1982, hlm. 62-63
Tidak ada komentar:
Posting Komentar