Minggu, 29 September 2013

makalah@ dasar-dasar manajemen pendidikan 1


BAB I
PENDAHULUAN
Kepemimpinan merupakan sebagai salah satu fungsi manajemen yang sangat penting untuk mencapai tujuan organisasi. Dengan amat berat, seolah-olah kepemimpinan dipaksa menghadapi berbagai macam faktor seperti: struktur atau tatanan, koalisi, kekuasaan dan kondisi lingkungan organisasi. Sebaliknya kepemimpinan rasanya dapat dengan mudah menjadi satu alat penyelesaian yang luar biasa terhadap persoalan apa saja yang sedang menimpa suatu organisasi. Demikianlah esensi salah satu pendapat yang diungkapkan oleh Richard H. Hall melalui bukunya yang berjudul Organizations: Structure and Procces.
Oleh karena peranan sentral kepemimpinan dalam organisasi tersebut, maka dimensi-dimensi kepemimpinan yang bersifat kompleks perlu dipahami dan dikaji secara terkoordinasi, sehingga peranan kepemimpinan dapat dilaksanakan secara efektif.[1]
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Kepemimpinan Pendidikan
Kepemimpinan adalah suatu kegiatan dalam membimbing suatu kelompok sedemikian rupa sehingga tercapai tujuan dari kelompok itu yaitu tujuan bersama. Pengertian pendidikan itu bersifat universal, berlaku dan terdapat pada kepemimpinan  di berbagai bidang kegiatan atau hidup manusia.
Pengertian umum kepemimpinan adalah kemampuan dan kesiapan yang dimiliki seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun, menggerakkan, dan kalau perlu memaksa orang lain agar ia menerima pengaruh itu dan berbuat sesuatu yang dapat membantu percapaian suatu maksud atau tujuan tertentu.
Kepemimpinan juga merupakan satu kekuatan penting dalam rangka pengelolaan. Oleh sebab itu kemampuan memimpin secara efektif merupakan kunci untuk menjadi seorang manajer yang efektif. Esensi kepemimpinan adalah kepengikutan (followership), kemauan orang lain atau bawahan untuk mengikuti keinginan pemimpin. Dengan kata lain, pemimpin tiddak akan terbentuk apabila tidak ada bawahan.[2]
Drs. Mardjiin Syam yang dalam bukunya kepemimpinan dalam organisasi menyatakan; “Kepemimpinan adalah keseluruhan tindakan guna mempengaruhi serta menggiatkan orang, dalam usaha bersama untuk mencapai tujuan, atau definisi yang lebih lengkap dapat dikatakan bahwa kepemimpinan adalah proses pemberian jalan yang mudah (fasilitas) dari pada pekerjaan orang lain yang terorganisir dalam organisasi formal guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.”[3]

B.     Fungsi Kepemimpinan Pendidikan
Fungsi kepemimpinan pendidikan terbagi atas dua bagian:
1.      Fungsi yang bertalian dengan tujuan yang hendak dicapai.
2.      Fungsi yang bertalian dengan penciptaan suasana pekerjaan yang sehat dan menyenangkan sambil memeliharanya.
Fungsi yang bertalian dengan tujuan yang hendak dicapai antara lain terdiri dari:
1.      Memikirkan atau merumuskan dengan teliti tujuan kelompok serta menjelaskan supaya anggota-anggota selalu dapat dalam menyadari dalam bekerja sama mencapai tujuan itu.
2.      Memberi dorongan kepada para anggota kelompok serta menjelaskan situasi dengan maksud untuk dapat menentukan rencana-rencana kegiatan kepemimpinan yang dapat memberi harapan baik.
3.      Membantu para anggota kelompok dalam mengumpulkan keterangan-keterangan yang perlu supaya dapat mengadakan pertimbangan-pertimbangan yang sehat.
4.      Menggunakan kesanggupan-kesanggupan dan minat khusus dari anggota kelompok.
5.      Memberi dorongan kepada setiap anggota untuk melahirkan peranan dan pikiran dan memilih buah pikiran yang baik dan berguna dalam pemecahan masalah yang dihadapi oleh kelompok.
6.      Memberi kepercayaan dan menyerahkan tanggung jawab kepada anggota dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan kemampuan masing-masing demi kepentingan bersama.
Fungsi yang bertalian dengan penciptaan suasana pekerjaan yang sehat antara lain terdiri dari:
1.      Memupuk dan memelihara kesediaan kerja sama di dalam kelompok demi tercapainya tujuan bersama.
2.      Menanamkan dan memupuk perasaan pada anggota masing-masing bahwa mereka termasuk bagian dari kelompok.
3.      Mengusahakan suatu tempat pekerjaan yang menyenangkan baik ruangan, maupun fasilitas.
4.      Mempergunakan kelebihan-kelebihan yang terdapat pada pemimpin untuk memberikan sumbangan dalam kelompok menuju pencapaian tuuan bersama.[4]

C.     Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin Pendidikan
Sebagai pemimpin pendidikan, kepala sekolah menghadapi tanggung jawab yang berat. Fungsi utama kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan ialah menciptakan situasi belajar mengajar sehingga guru-guru dapat mengajar dan murid-murid dapat belajar dengan baik.
Dalam melaksanakan fungsi tersebut, kepala sekolah memiliki tanggung jawab ganda yaitu melaksanakan administrasi sekolah sehingga tercipta situasi belajar mengajar yang baik, dan melaksanakan supervisi sehingga guru-guru bertambah dalam menjalankan tugas-tugas pengajaran dan dalam membimbing pertumbuhan murid-murid. [5]

D.    Fungsi dan Tanggung Jawab Kepala Sekolah sebagai Administrator
Dalam menjalankan fungsinya sebagai administrator, kepala sekolah harus mampu menguasai tugas-tugasnya dan melaksanakan tugasnya dengan baik. Ia bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan sekolah, mengatur proses belajar mengajar, mengatur hal-hal yang menyangkut kesiswaan, personalia, sarana dan prasana yang dibutuhkan dalam pelajaran, ketatausahaan, keuangan serta mengatur hubungan dengan masyarakat. Selain itu, juga memiliki wewenang untuk menyelenggarakan seluruh kegiatan pendidikan dalam lingkungan sekolah yang dipimpinnya.
Untuk itu, kepala sekolah harus kreatif dan mampu memiliki ide-ide dan inisiatif yang menunjang perkembangan sekolah. Ide kreatifnya dapat digunakan untuk membuat perencanaan, menyusun organisasi sekolah, memberikan pengarahan, dan mengatur pembagian kerja serta mengelola kepegawaian yang ada di lingkungan sekolah agar keseluruhan proses administrasi dalam sekolah yang dipimpinnya dapat berjalan dengan lancar dan mampu mencapai tujuan yang diharapkan.
1.      Membuat perencanaan
Dalam berbagai kegiatan administrasi, membuat perencanaan mutlak diperlukan. Perencanaan yang perlu dilakukan oleh kepala sekolah, diantaranya adalah menyusun program tahunan sekolah yang mencakup program pengajaran, kesiswaan, kepegawaian, keuangan dan penyedian fasilitas-fasilitas yang diperlukan.
a.       Program pengajaran
Program pengajaran yang harus dilakukan oleh kepala sekolah adalah penyediaan kebutuhan guru, pembagian tugas mengajar, pengadaan berbagai fasilitas, diantaranya penambahan laboratorium, lapangan olahraga, ekstrakurikuler dan sebagainya.
b.      Kesiswaan
Mencakup penerimaan siswa baru, berapa banyak yang akan ditampung, pengadaan bimbingan dan penyuluhan bagi siswa dengan bekerja sama dengan lembaga-lembaga bimbingan yang bersangkutan.
c.       Kepegawaian.
Meliputi penerimaan guru-guru baru, memberikan tugas-tugas kepada guru, petugas administrasi sekolah, petugas kebersihan sekolah. Dengan adanya pembagian tugas dan wewenang yang tepat, maka kegiatan sekolah akan berjalan dengan lancar.
d.      Keuangan
Meliputi pengadaan dana bagi keseluruhan administrasi pendidikan, diantaranya mengatur pemberian gaji bagi seluruh pegawai sekolah, mengajukan penambahan dana dari pihak pemerintah dan sebagainya.
e.       Sarana dan Prasarana
Mencakup penambahan sarana olahraga, kegiatan ekstrakurikuler, laboratorium, perbaikan gedung sekolah, pembangunan sarana ibadah, sarana kegiatan ekstrakurikuler dan sebagainya.

2.      Kepala sekolah bertugas menyusun struktur organisasi sekolah
Organisasi memainkan peranan penting dalam fungsi administrasi karena merupakan tempat pelaksana semua kegiatan administrasi. Selain itu, dilihat dari fungsinya organisasi juga menetapkan dan menyusun hubungan kerja seluruh anggota organisasi agar tidak menjadi tumpang tindih dalam melaksanakan tugasnya masing-masing. Hal ini dilakukan untuk memudahkan tercapainya tujuan karena seluruh anggota organisasi sekolah dapat mengetahui dengan jelas tugas-tugas mereka.
Penyusunan organisasi merupakan tanggung jawab kepala sekolah sebagai administrator pendidikan. Selain menyusun struktur organisasi, kepala sekolah juga bertugas untuk mendelegasikan tugas-tugas dan wewenang kepada setiap anggota administrasi sekolah sesuai dengan struktur yang ada.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan organisasi adalah struktur organisasi disusun secara sederhana, fleksibel, memiliki tujuan yang jelas, memiliki batasan dan tanggung jawab yang jelas. Selain itu, pembagian tugasnya pun harus sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing anggota administrasi sekolah.
3.      Kepala sekolah sebagai koordinator dalam organisasi sekolah
Pengoordinasian merupakan kegiatan yang menghubungkan seluruh personal organisasi dengan tugas yang dilakukannya sehingga terjalin kesatuan, keselarasan sehingga menghasilkan kebijaksanaan dan keputusan yang tepat.
Pengoordinasian sekolah ini merupakan wewenang dari kepala sekolah. Untuk itu, kecakapan kepala sekolah mutlak diperlukan. Dalam melakukan pengoordinasian ini sebaiknya kepala sekolah juga melibatkan pihak lain, seperti bimbingan konselling, guru yang mengangani pengaturan kurikulum, wali kelas, petugas tata usaha dan sebagainya. Dengan kata lain, diperlukan kerja sama dari berbagai bagian dalam organisasi agar pengoordinasian yang dilakukan dapat menyelesaikan semua hambatan dan halangan yang ada.
4.      Kepala sekolah mengatur kepegawaian dalam organisasi sekolah
Berbagai tugas yang berkenaan dengan kepegawaian sepenuhnya merupakan wewenang dari kepala sekolah. Dia memiliki wewenang untuk mengangkat pegawai, mempromosikannya, menempatkan atau menerima pegawai baru, baik guru atau, pegawai tata usaha ataupun pebimbing ekstrakurikuler. Dalam wewenang tersebut kepala sekolah hendaknya bekerja sama dengan stafnya.
Pengelolaan kepegawaian ini akan berjalan dengan baik bila kepala sekolah memperhatikan kesinambungan antara pemberian tugas dan kemampuan pelaksanaanya. Selain itu, kepala sekolah juga harus memperhatikan kesejahteraan pegawainya dengan menyediakan fasilitas yang mereka butuhkan agar mereka dapat menjalankan tugas-tugas mereka dengan baik.
Beberapa cara yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah dalam mengelola pegawainya, diantaranya adalah mengadakan diskusi, memberikan bantuan dan kesempatan seluas-luasnya kepada para pegawainya untuk meningkatkan kemampuan mereka dan sebagainya. Selain itu, kepala sekolah juga harus bijaksana dalam menghadapi para pegawainya, mendengar keluhan-keluhan mereka, mencari jalan keluar bagi hambatan-hambatan yang dirasakan oleh mereka dalam melaksanakan tugasnya.[6]
5.      Memberikan arahan dan bimbingan
Arahan dan bimbingan merupakan bentuk psikologis yang sangat diperlukan oleh setiap bawahan/staf dan anggota organisasi dalam rangka manifestasi keterlibatan mereka pada setiap bentuk kegiatan yang diperlukan. Arahan dan bimbingan hendaknya diberikan secara teratur, bijkasana, baiak secara langsung maupun tidak langsung.
Arahan dan bimbingan seyogianya tidak diberikan terlalu sering supaya sikap kemandirian dan kepercayaan diri dapat berkembang pada setiap individu, serta tidak terkesan menjemukan. Pada dasarnya pemberian arahan dan bimbingan itu berorientasi untuk menumbuhkan/membangkitkan semangat kerja serta mengembangkan dan meluruskan kegiatan-kegiatan yang dilakukan.[7]
Disamping menjalankan tugas-tugas managerrial, kepala sekolah berperan penting untuk menjalankan kepemimpinan untuk memajukan pengajaran. Kepala sekolah juga berperan pula untuk mengembangkan staf sekolah. Ia harus senantiasa bekerja bersama staf dalam pemecahan masalah maupun pembuatan keputusan melalui hubungan tatap muka individual dan kelompok. Kepala sekolah bertanggung jawab pula untuk membantu masyarakat dalam mengekspresikan harapan-harapan mereka terhadap program sekolah. Dalam organisasi orangtua dan dan guru, kepala sekolah menjadi kunci yang bertindak sebagai narasumber dan interpreter sekolah.[8]


BAB III
PENUTUP
Simpulan


DAFTAR PUSTAKA
Burhanuddin, Yusak. 2005. Administrasi Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.
Rohani, Ahmad dan Abu Ahmadi. 1991. Pedoman Penyelengaraan Administrasi Pendidikan di Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
Wahyosumidjo. 2002. Kemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Soemanto, Wasty dan Hendiyat Soetopo. 1982. Kepemimpinan dalam Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.
Syam, Mardjiin 1996. Kepemimpinan dalam Organisasi. Surabaya: Yayasan Pendidikan Practice.
Soemanto, Wasty dan Hendiyat Soetopo, Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan, Jakarta: Bina Aksara.



[1] Wahyosumidjo, Kemimpinan Kepala Sekolah, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2002, hlm. 15-16
[2] Ibid., hlm. 104
[3] Drs. Mardjiin Syam, Kepemimpinan dalam Organisasi, Yayasan Pendidikan Practice, Surabaya, 1996, hlm.11
[4] Drs. Wasty Soemanto dan Drs. Hendiyat Soetopo, Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan, Bina Aksara, Jakarta, hlm. 4-6
[5] Ibid., hlm. 19
[6] Drs. Yusak Burhanuddin, Administrasi Pendidikan, Pustaka Setia, Bandung, 2005, hlm 120-125
[7] Drs. Ahmad Rohani dan Drs. H. Abu Ahmadi, Pedoman Penyelengaraan Administrasi Pendidikan di Sekolah, Bumi Aksara, Jakarta, 1991, hlm. 35-36
[8] Drs. Wasty Soemanto dan Drs. Hendiyat Soetopo, Kepemimpinan dalam Pendidikan, Usaha Nasional, Surabaya, 1982, hlm. 62-63

Tidak ada komentar:

Posting Komentar